Ini adalah tugas mata kuliah Kemuhammadiyahan gue untuk wawancara secara kelompok pimpinan ranting Muhammadiyah/ Aisyiyah. berikut adalah laporan wawancara kelompok gue:
PROFIL RANTING
Aisyiyah adalah sebuah gerakan perempuan Muhammadiyah yang lahir
hampir bersamaan dengan lahirnya organisasi Islam terbesar di Indonesia ini.
Dalam kiprahnya hampir satu abad di Indonesia, saat ini ‘Aisyiyah telah
memiliki 33 Pimpinan Wilayah “Aisyiyah (setingkat Propinsi), 370 Pimpinan
Daerah ‘Aisyiyah (setingkat kabupaten), 2332
Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (setingkat Kecamatan) dan 6924
Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (setingkat Kelurahan).
Ranting Aisyiyah Ngestiharjo Selatan berdiri pada
tahun 1983. Beralamat di Sonopakis lor RT 01, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul,
Yogyakarta. Saat ini Ranting Aisyiyah Ngestiharjo Selatan memiliki 2 orang
pimpinan. Salah satunya adalah ibu Djihad Hisyam M. Pd. yang kami wawancara. Jumlah
yang menjabat sebagai sekretaris juga 2 orang, yaitu ibu Rubiyati yang
beprofesi sebagai guru, dan ibu Istiyanti yang kini bekerja sebagai dosen di
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta fakultas pertanian.
Ranting ini mempunyai ratusan anggota, namun masih
sedikit yang mempunyai kartu anggota resmi. Dalam dinamika perjalanannya,
ranting ini belum ada pembentukan kader karena masih sulit untuk merekrut
anggotanya.
Inilah
Hasil Laporan Wawancara Kami Dengan Ibu Pimpinan Ranting Aisyiyah Ngestiharjo
Selatan:
·
Apakah
ada hubungan dengan instansi pemerintah setempat?
Jawaban:
Ranting Aisyiyah Ngestiharjo ini memiliki hubungan baik dengan instansi-instansi
daerah setempat, seperti hubungan dengan kecamatan, kelurahan, Pemberdayaan
kesejahteraan keluarga (PKK) , serta instansi lainnya.
·
Program
rutinnya apa saja bu?
Jawaban: Ada beberapa program rutin kami, yaitu:
1.
Setiap bulan Ramadhan
kami menyelenggarakan pasar amal yang dilakukan dengan berkelompok. Pasar amal
itu kami adakan di lapangan yang ada di wilayah setempat. Di pasar itu kami
menjual barang kebutuhan dan sembako dengan harga yang murah dan disubsidi.
2.
Pengajian
akbar setiap setahun sekali di setiap Idul Adha.
3.
Pertemuan
rutin berupa pengajian yang setiap bulannya pada tanggal 13. disetiap pertemuan
rutin itu setiap anggota mengumpulkan ¼ kilogram beras untuk disumbangkan ke
fakir miskin, anak yatim, orang lanjut usia dan janda- janda.
·
Pelaksanaan
dari program rutin tersebut seperti apa dan bagaimana proses/ hambatannya?
Jawaban: Program- program tersebut dilakukan untuk membatu
masyarakat yang kurang mampu dengan membagikan daging Qurban. Kemudian pada pasar
amal disetiap kelompoknya membagikan paket sembako yang disubsidi. Seperti
contoh, jika awalnya seharga Rp. 25.000 menjadi Rp. 15.000. Sasaran kegiatan
rutin ini adalah janda-janda, anak yatim, dan masyarakat yang kurang mampu.
·
Sumber
pendanaan kegiatan- kegiatan tersebut dari mana?
Jawaban: Pasar amal sendiri diberi modal oleh pimpinan
ranting Muhammadiyah dan bantuan dari donatur- donatur yang memberikan
sumbangannya dan uang tersebut bisa kembali lagi ke ranting, jadi semacam
investasi. Sedangkan disetiap pengajian idul Qurban, dari pimpinan ranting sendiri
memberikan subsidinya.
·
Seperti
apa mekanisme penggalian dananya?
Jawaban: Mekanisme penggalian dana program- program kami
yaitu mencari donatur- donatur yang kemudian mereka memberi sumbangan berupa
uang maupun pakaian- pakaian yang layak pakai. Untuk anggota, mereka juga
menyumbang hal serupa pada pertemuan rutin. Kalau dari pimpinan ranting, kami
mengadakan pertemuan- pertemuan untuk memperoleh dana.
·
Motivasi
ibu ber-Muhammadiyah dalam Aisyiyah?
Jawaban:
“Motivasi ibu ber-Aisyiah untuk mencari ridha Allah SWT saja, karena disini
kita tidak ada gaji, dan semua ini adalah pengabdian untuk sesama serta demi
umat. Jadi kita bisa banyak beramal lewat Aisyiyah”
·
Apa
saja pengalaman menarik dalam ber-Muhammadiyah/ Aisyiyah?
Jawaban: Saya ikut Aisyiyah sejak berdirinya ranting Aisyiyah
Ngestiharjo selatan ini, yaitu pada tahun 1983. Saat itu saya masih menjadi
anggota. Saya menjalani ini selama bertahun- tahun yang kemudian menjadikan
saya sebagai sekretaris dan diangkat lagi menjadi bendahara.
Hingga pada saat
musyawarah pemilihan pimpinan ranting lalu, saya terpilih dan dikatakan bahwa
poling suara terbanyak tidak harus menjadi ketua, namun pada saat pemilihan
ketua baru justru ibu Djihad yang mendapatkan poling suara terbanyak dan ditunjuk
menjadi ketua.
Awalnya ibu tidak
menyangka untuk menjadi ketua, namun karena sudah kesepakatan bersama sehingga
mau tidak mau harus menjadi ketua karena tidak diperbolehkan untuk menolak,
walaupun sebenarnya ibu Djihad tidak menginginkan untuk menjadi ketua. Namun
ibu menerima saja amanah yang diberi demi keberlangsungan Aisyiyah disini.
Wawancara
ini kami laksanakan pada:
Tanggal : Sabtu,
5 Januari 2013
Pukul
:
10:15 WIB – 11: 30 WIB
tempat
wawancara : Bertempat
di Kediaman pimpinan ranting Aisyiyah Ngestiharjo Selatan.