Sudah satu jam lebih pesawat yang gua tumpangi mengudara, Dengan cuaca yang cerah berawan membuat rasanya tidak sabar untuk mendarat di Changi. Tidak lama kemudian, pilot mengumumkan kalau dalam waktu dekat pesawat akan mendarat dan selamat datang di Singapura!, seluruh penumpang dimohon untuk mengenakan sabuk pengaman kembali.
Perlahan ketinggian pesawat pun diturunkan dan terlihatlah hamparan
lautan yang dipenuhi banyak kapal- kapal besar. Gua yakin ini pasti selat
Singapura, salah satu lokasi tersibuk dalam dunia pelayaran.
Mendarat di Changi
Posisi pun
semakin rendah diiringi oleh suara pilot yang berkata “siap untuk mendarat”
dalam bahasa Inggris. Akhirnya kami pun mendarat dengan selamat dan kabar
baiknya bahwa pesawat landing 15 menit lebih awal dari waktunya. Pukul 12.50
waktu Singapura (GMT+8) gua menginjakkan kaki pertama kali di negara kecil ini,
di Terminal 1.
Touchdown Singapore! |
Memasuki Changi Airport |
Saat tiba gua langsung kagum melihat fasilitas bandara yang
sangat bagus, dimulai dari toilet yang bersih dan sudah pakai sensor untuk
menyiram, Wifi gratis (untuk mendapat password, kita harus scan paspor dulu disebelah
komputer yg disediakan) dan kursi tidur. Pokoknya kami dibuat betah berlama- lama
disini. Padahal bandara Changi ini tersibuk, tetapi gua gak melihat ada
kesibukan dan keramaian. Mungkin karena saking besarnya bangunan bandara ini.
Changi Airport T1 |
Fasilitas gratis di Changi |
Santai dulu |
Kira- kira
hampir satu jam sudah bermain- main di Changi, selanjutnya kami menuju imigrasi dan
ketegangan pun dimulai..
(Menurut banyak referensi petugas imigrasi
Singapura itu ketat dan banyak bertanya, bahkan tidak jarang ada random check
yang kalian dibawa ke ruangan khusus untuk diinterogasi. Sehingga ketika hendak
ke Singapura kita harus tulis di form kedatangan untuk berapa lama disana,
dimana tinggalnya dan membawa berapa banyak uang, jika kita ragu atas jawaban
sendiri maka kita bisa dipulangkan dan gagal deh liburannya)
Tapi
syukurlah gua melewatinya dengan lancar tanpa ada pertanyaan, disuruh tunjukkin
voucher hotel pun nggak. Petugasnya hanya cek paspor dan mencapnya,
kemudian sudah. Justru gua yang bertanya kepada petugas kalau mau naik MRT itu
dimana, haha. Dengan ramah dia pun menjawab dan memberi arah yang jelas ke gue
dan itu pakai bahasa Indonesia dengan logat Melayu, kenapa gua bilangnya bahasa
Indonesia? Karena ya memang kosakata yang dia gunakan bukan bahasa Melayu dan
langsung gua pahamin sebagai penutur asli.
Artinya,
buat yang gak fasih berbahasa Inggris jangan takut melancong ke Singapura yah. Karena
fyi, Lagu kebangsaan mereka pun berbahasa Indonesia. Itulah mengapa para
pelancong pemula, memilih Singapura sebagai negara pertama untuk “memperawankan”
paspornya.
Setelah
lolos dari imigrasi, kami pun langsung menuju stasiun MRT yang ada di Terminal
2 Changi. Tapi sebelum kesana, kami ke Prayer room dulu untuk sholat Zuhur. Nah
uniknya, Prayer room disini untuk semua agama.
Tempat ibadah di Changi Airport |
Karena posisi
ada di Terminal 1, maka kami harus naik Skytrain dulu untuk bisa kesana.
Skytrain ini auto-monorel yang menghubungkan antar terminal Changi (T1, T2 dan
T3), untuk menuju stasiunnya sangat mudah dan tanpa biaya.
Skytrain, Fasilitas gratis antar terminal Changi Airport |
Stasiun Skytrain yang bersih |
Singapore Tourist Pass
Setelah tiba
di stasiun Skytrain Terminal 2 Changi, tinggal ikuti arah papan informasi
dimana stasiun MRT berada. Letak stasiun MRT tidak jauh ternyata dari tempat
keluar Skytrain.
Menuju stasiun MRT Changi |
Tiket MRT
ada beberapa macam, ada Single trip ticket yang bisa dibeli di mesin tiket, EZ- LINK
card (kartu yang biasa dipakai oleh citizen Singapura dan bisa juga untuk bus
kota) dan Singapore Tourist Pass (Kartu bebas pakai MRT dan bus kota sesering
apapun bagi turis dengan jangka waktu tertentu).
Singapore
Tourist Pass ini sangat cocok bagi traveler yang gak mau ribet untuk beli tiket
di mesin, cukup pilih paket untuk 1 hari, 2 hari atau 3 hari. Maka kita tinggal
tap-in dan tap-out setiap mau naik dan turun MRT maupun bus kota. Harganya pun
terhitung murah, gua beli Singapore Tourist pass yang 3 hari hanya dikenakan 20
SGD, ditambah 10 SGD sebagai deposit kartu yang bisa kita ambil kembali saat
refund tiket.
Kalau kita
gak mau mengembalikan tiket, misalnya buat kenang- kenangan. Maka tiket
otomatis naik status menjadi EZ-Link card yang bisa di Top-up atau isi ulang
kalau sewaktu- waktu kembali ke Singapore maksimal 5 tahun. Jadi kartu ini
masih bisa dipakai lagi.
Informasi
lebih lengkap bisa lihat di situs ini:
Setelah
membeli Singapore Tourist Pass, saatnya naik MRT menuju stasiun Bugis untuk
Check in Hostel!
Pengeluaran
|
|
Singapore
Tourist Pass – 3 DAY PASS
|
30 SGD
|