Entah, saya heran. Banyak sekali pertanyaan silih berganti dan pernyataan yang terlontar begitu saja kepada diri saya. Dengan mudahnya bahkan terucap seperti menghakimi, seakan mereka telah mengetahui betul perjalanan hidup saja, bahkan cenderung mendiskreditkan pribadi saya.
Maka ku katakan bahwa semua memang
ada saatnya.
Mungkin aku
terlihat terlambat.
Namun jika
saat ini kalian sedang semangat memandang masa depan dan ambisius dalam
merencanakannya, aku justru telah mengalaminya pada fase yang lalu.
Merencanakan
sedemikian detil pencapaian kehidupanku.
Merenung akan
kepada siapa aku mengabdi, akan dengan siapa aku hidup, akan kemana aku
bertumpu. Ketika pada
saat itu aku belum dibilang pantas untuk memikirkan hal tersebut.
Namun
seiring waktu berlalu aku turut menyadari bahwa dunia tidak selalu berjalan
atas kehendak sendiri.
Untuk itu
aku harus rela melepaskan cita dan cinta, segala angan yang pernah menggelora.
Kalian hanya
tidak menyadari bahwa aku merasa telah mati, meninggalkan cara kehidupan yang
lampau.
Jika pada saat ini kalian terlanjur menilai
aku seperti itu, lantas siapa yang saat ini terlambat?
Ah, rupanya kalian belum cukup mengenalku. Ketahuilah bahwa tidaklah kalian mengenalku melainkan hanya sekedip saja!
*Mengapa kau
melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak
engkau ketahui? (Yesus Kristus)
0 komentar:
Posting Komentar