Entah
ada bisikan dari mana gua bisa senekat mengambil keputusan dengan mudahnya.
Waktu itu rencana gua pulang ke rumah Cuma buat kumpul bareng keluarga. Mumpung
saat itu ada liburan paskah dan mata kuliah dasar- dasar Jurnalistik di hari
senin dosennya gak mau dateng. Jadi gua gak mau menyia- nyiakan kesempatan itu
daripada harus membusuk di kosan selama 4 hari.. *Males Gilak*
“Gua tunggu di
jalur 3. Keretanya berangkat jam 10:15”
Dari
sinilah perjalanan itu dimulai. Gua menunggu kedatangan musuh yang menghantui kehidupan gua dulu sewaktu di
SMA (mungkin sampe sekarang juga, tapi
intensitasnya berkurang, hehe) . Namun kini dia berhasil menemukan seonggok
kain kuning dari beribu- ribu warna tumpukan almamater yang di obral di SNMPTN
2012. Dan dalam rangka menunjukan kemegahan kampusnya, dia menyanggupi
keinginan gua untuk sekedar berkeliling disana.
Rupanya
sosok dan arwah itu datang. Tambah gendut? Tambah kurus? Biasa aja ternyata. Dia
melangkah semakin dekat sementara gua duduk di peron sambil melihat ramainya
penumpang commuter line yang siap capcus. Ironisnya, kereta itulah yang akan
gua naikin. Gua sudah membayangkan bakal berdiri sampe stasiun manggarai,
padahal kalo gua masuk daritadi mungkin masih banyak tempat duduk yang kosong.
Tapi syukurlah masih bisa nyempil dan bisa berdiam. Gak kayak dulu sama babay
dan alief yang ketawa cekikikan liat ekspresi emak- emak lagi ngegosip tepat
posisinya disebrang.
Stasiun Manggarai
Sampai
di Stasiun Manggarai… kita transit disana. Rupanya menunggu waktu lumayan lama
Commuter line yang ke Depok.
*Bete*
*Duduk*
*Dengerin musik*
*Ngobrol dan kita
sharing pengalaman*
*Menikmati hiruk
pikuk stasiun*
Campur
aduklah pokoknya. Gak tau harus apalagi yang gua lakuin betapa betenya. rasanya pengen flash mob heavy rotation. Pengennya cepet- cepet nyampe.
Eh
begitu keretanya dateng malah penuh! . Shit. Gua udah bayar mahal- mahal, berdiri, eh terus
Cuma kipas angin yang nyala. Apa- apaan nih. Yaudah deh jangan bawel.
Nyampe di Pocin
Kereta
yang kami tumpangi sampai di tujuan. Kami memilih turun di stasiun pocin,
katanya lebih deket. Temen gua ini mulai deh aura- aura tour guide muncul.
Suasana
sedikit dramatis.. Akhirnya bisa menjajakan kaki di UI, setelah 5 tahun gak
ziarah kesini. Secara kasat mata permukaan UI sudah banyak yang berubah. Lebih
rapih dan modern. Apalagi perpustakaan pusatnya, Kece abis! Arsitekturnya megah
dan bersatu dengan alam. Rasanya pengen gua cubit pipi arsiteknya, hmmpfft *emak-
emaknya muncul deh*
Destinasi
kita pertama adalah Perpustakaan pusat! Disitu gua foto- foto, ubek- ubek buku,
jalan- jalan, dan diajak mondar- mandir sama
dia dari ‘bawah- atas- bawah’.
Ada
yang menjadi kegalauan gua saat di perpustakaan. Kaki gua seakan terdiam, tidak
dapat bergerak dan seakan ada yang membisik gua ke rak buku yang gua gak tau
arahnya. Bagaikan besi yang tertarik oleh magnet.
Saat
gua memperhatikan apa yang ada di sekitar, God! Hatipun menjadi sesak. Gua melihat
tumpukan buku Arsitektur dan memutuskan duduk diantara tumpukan buku Arsitek. Gua
teringat pada masa lalu, dari SMP- SMA menginginkan masuk jurusan Arsitektur dan
bertekad belajar, untuk bisa masuk
jurusan IPA. Menggambar kota, gedung, dan pemandangan di waktu luang. Masa remaja
gua lalui untuk bermimpi. Barangkali gua berjodoh masuk jurusan itu. ,Karena
satu dan lain hal gua gak bisa masuk sana, dengan berat hati gua berusaha
lupakan semua jerih payah itu dan melawan arus cita- cita.
Matahari
semakin terik. Perut terasa lapar dan waktunya sholat. Dari perpustakaan kita
bertolak ke MUI (re: Masjid ukhwah islamiyah) dan setelah itu kita makan di
kantin pinggir danau. Menu yang gua pilih saat itu adalah Nasi Uduk+ Ayam+ jus
Jambu. Sementara temen gua beli Gado- gado *kalo
gak salah dan minuman yang sama dengan gua.
Sudah
kenyang kita jalan lagi ke Fakultas Ilmu Budaya dan mengunjungi jembatan
Teksas. Di fakultas tersebut gua juga menjadi lebih tegar karena ada sesuatu
yang tidak bisa terwujudkan.
Matahari
yang semula terik, kini menjadi mendung. Seakan menahan gua lebih lama untuk di
UI. Akhirnya, hujan pun tidak dapat dihindarkan hingga sore. Dalam perjalanan
menuju stasiun untuk pulang, kita harus berteduh dulu di halte Bikun. Sore yang
begitu sejuk dan basah.
Untuk
pulangnya gua request untuk naik
kereta di Stasiun UI. Karena gua pengen menikmati lebih lama suasana kampus *walaupun sudah ngos- ngosan* dan
melintasi Makara, logo Universitas Indonesia (kata temen gue simbol ini menyimpan mitos dikalangan
anak UI).
Dalam
perjalanan pulang di kereta. Ada pemandangan yang biasa, namun menjadi luar
biasa karena gua melihat langit tersenyum dengan lipstiknya. Pelangi! Yang sangat
luas lingkaranya .. dan sampai ditulisnya postingan ini, gua belum melihat
pelangi lagi. Spasiba Balshoy buat temen gue yang sedia menemani gue ke
kampusnya, Perjalanan yang menjadi bahan cerita terbitnya postingan ini.
2 komentar:
salah! gue makan ketoprak.
apalah namanya.. yang penting teksturnya mirip
Posting Komentar