13 Agustus. Tanggal ini bukan hari ulang tahun saya. Tapi
tanggal itu yang selalu saya tunggu setiap tahun. Bukan karena ada orang lain
yang spesial, tapi entah mengapa saya lebih senang dan bangga menyambutnya.
tidak ada hal meriah di tanggal tersebut. Karena tidak
banyak orang yang tahu. Namun pengharapan dan kekuatan adalah sangat berarti.
Berharap agar terciptanya keadilan, meskipun ini mustahil. Kuat untuk selalu
menerima kenyataan, walaupun ini pahit.
Saya sebenarnya tidak ingin sendirian dalam menyambut moment ini. Hanya saja saya tidak bisa
merayakan dengan kumpul bersama, karena sulit mencari yang senasib dengan saya,
sebab kami memang sedikit.
Tapi kami mempunyai pengharapan yang sama dalam hidup. Yaitu
yang tertindas secara batin, ditolak oleh norma, dan dijajah dengan kenyataan.
Ya, itu semua terjadi karena kami minoritas. Kami hanya 10% dari total populasi
dunia. Yang membuat kami harus menjalankan kehidupan lebih sulit dibanding
kebanyakan orang. mengikuti apa yang mereka lakukan dan inginkan. Walaupun
sebenarnya ingin sekali melakukan kebebasan seperti orang- orang yang sudah
tercipta menjadi golongan mayoritas.
Tapi saya harus sadar bahwa ini adalah takdir, mau tidak mau
kenyataan memang tetap seperti itu. Yaitu kenyataan yang harus saya terima
bahwa kemampuan tangan kanan saya lebih lemah dibanding kemampuan tangan kiri.
Saya kiri dari lahir, singkat saja kidal. dan tanggal 13
agustus ini adalah hari kidal internasional (International
left handers day). Hari itu dibuat bukan untuk mengajak orang melakukan
aktivitas dengan tangan kiri, tapi agar orang kidal dihargai dan mendapatkan
hak yang sama seperti orang “normal” . Bukan perlakuan diskriminasi seperti
yang selama ini terjadi.
Selamat Hari Kidal Sedunia |
Oke, mungkin saja kalian menganggapnya hal ini berlebihan. Tapi
tahukah kalian sebenarnya seperti apa terlahir sebagai kidal?.
Biarkan saya menjelaskan dengan singkat…
Jujur saya bangga terlahir sebagai kidal, bukan berarti
karena mendengar pujian dari orang- orang yang bilang kalau “orang kidal itu
pintar dan hebat loh!”, bagi saya itu cuma basa basi. Tapi saya bangga dapat bertahan
untuk tetap menjadi orang kidal walaupun keadaan memaksa saya untuk merubahnya dan
sering kali mengalami tekanan, terlebih saat saya masuk dalam dunia pendidikan
(sekolah). Sindiran bahkan ancaman pernah saya alami di sekolah.
Di umur 5 tahun saya masuk TK, saya dilarang memakai tangan
kiri untuk menulis, dipaksa untuk menulis dengan tangan kanan. Padahal orang
tua membebaskan saya untuk menulis dengan tangan apa saja, mereka sama sekali
tidak keberatan kalau anaknya terlahir sebagai kidal. Karena itu bawaan dari
keturunan. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa- apa ketika guru menyuruh saya
untuk terus menggunakan tangan kanan hanya karena kesopanan itu terletak di
tangan kanan.
Masa TK saya lalui dengan tekanan. Setiap hari saya menulis
dengan tangan kanan yang membuat saya selalu terlambat mengumpulkan tugas.
Disaat teman- teman diperbolehkan untuk pulang, saya belum boleh pulang karena
saya belum selesai menulis. Alhasil keluar paling akhir di waktu pulang, bahkan
sampai keadaan disekitar sepi.
Saya juga pernah merasakan cubitan di waktu SD dari seorang
guru yang baru sadar melihat saya menulis dengan tangan kiri. Bahkan saya
diancam dihadapan teman sekelas saya kalau besok menulis dengan tangan kiri
lagi akan dihukum.
“kok kamu nulis pake tangan kiri? Hey! *sambil dicubit*.
Jangan pake tangan kotor! Nggak sopan. kalo besok ibu lihat kamu nulis pake
tangan kiri lagi di jam pelajaran, ibu hukum! Jangan masuk kelas kalo nggak
bisa nulis pake tangan kanan”. Itulah yang dia katakan saat itu, sampe sekarang
saya masih ingat betapa malu nya saya dicap sebagai murid yang tidak sopan
dihadapan teman- teman.
Di rumah saya terus berlatih memakai tangan kanan, Tapi
hasil tulisan saya selalu jelek, tidak sebagus tulisan tangan kiri. Nggak
pernah memuaskan. Tangan kanan saya terasa kaku dan usaha itu tidak pernah
berhasil hingga sekarang.
Jadi dulu, agar saya tidak tertinggal dengan teman- teman,
saya berpura- pura menulis dengan tangan kanan jika dilihat oleh guru saja. Dan
kembali lancar menulis dengan tangan kiri. Memakai strategi tertentu agar tidak
ketahuan. Tapi ini tidak berlaku jika kebagian bangku dipaling depan.
Memang doktrin yang buruk tentang tangan kiri sangat kuat di
kalangan masyarakat, Terlebih masyarakat timur. Sehingga sisi kiri selalu dicap
buruk, kotor dan menjijikan, bahkan tangan setan. Maka tidak heran perilaku
diskriminasi terhadap orang kidal seperti saya tidak dilarang, karena didukung
oleh norma dan agama.
Agama selalu memerintahkan bahwa sesuatu yang baik harus
dikerjakan dengan tangan kanan, seperti makan, bersalaman, memberi. Sehingga
posisi kanan adalah kebaikan. Begitu sebaliknya, tangan kiri itu buruk dan
menjijikan.
Saya selalu mendapatkan sindiran bahwa menulis dengan tangan
kiri itu tidak boleh. Bahkan itu diucapkan oleh guru agama sewaktu saya
sekolah. Padahal jika saya bisa, saya pasti nulis pakai tangan kanan pak!, tapi
tangan ini selalu kaku untuk menulis. Memang agama tidak memperkenankan
mengerjakan sesuatu dengan tangan kiri, tapi dengan kondisi seperti apa dulu.
Dalam hal yang menyangkut ibadah jelas tidak diperbolehkan.
Apakah ini adil? Saya tidak pernah meminta kepada Tuhan
terlahir sebagai kidal, tapi Tuhan yang memberikan.
Saya sempat iri melihat orang- orang yang leluasa
menggunakan tangan kanannya dalam menulis dan beraktivitas. Saya ingin sama
seperti mereka, sehingga tidak dibilang aneh, tidak sopan dan tidak tahu aturan
disaat mata tertuju kepada saya. Tapi saya yakin pasti ada hikmah mengapa saya
kiri dari lahir.
Namun asal kalian tahu, tidak semua orang kidal itu menulis
dengan tangan kiri. Bisa jadi mereka bisa menulis dengan tangan kanan, namun
melakukan aktivitas lain dominan dengan tangan kirinya. Bisa jadi ada faktor
lain yang menyebabkan ia menulis dengan tangan kanan. Salah jika mengira bahwa
orang tersebut kidal dilihat hanya dari cara menulis, karena kidal itu berarti
menggunakan tangan kiri sebagai sumber kekuatan dalam beraktivitas, dan menulis
hanya satu dari banyak jenis aktivitas.
Ada suatu hal yang biasa terjadi ketika orang lain melihat
saya menulis dengan tangan kiri. Perkataan mereka pasti tidak jauh dari seperti
ini:
“kamu kok kidal?”
“terus makan pake tangan apa?”
“kok bisa sih nulisnya pake tangan
kiri?”
“nulis tuh di tangan baik, jangan di
kiri. Nggak bagus!”
Hingga sekarang hal itu masih akan terjadi, sampe- sampe
saya bosan menanggapinya.
Oke, saya bisa makan pake tangan kanan dengan sendok.
Kecuali pake sumpit, kalau pake tangan kanan kagok dan bisa menyebalkan kalo
makanannya nggak bisa keambil.
Jadi orang kidal itu sulit, karena dunia dominan dengan
orang Right handed. Semua yang
tercipta dirancang untuk memudahkan tangan kanan. Seperti gitar, gunting,
pisau, alat elektronik, posisi mouse, penomeran di penggaris, sampai bangku
kuliah.
Jadi jika menggunakan sesuatu, saya merasa tidak mahir dan
sulit melakukannya. Padahal barang dan alat- alat pekerjaan dicipta untuk
memberikan kemudahan bagi pemakainya, tapi tidak bagi saya.
Saat menulis di bangku kuliah tangan saya harus menggantung,
tidak heran kalau sampai terjatuh. Itu karena tumpuan hanya berada di sebelah
kanan. Apalagi jika yang saya tulis itu banyak. Terasa pegal dan cepat lelah
karena tidak ada tumpuan di sebelah kiri.
Saya sempat membayangkan, bagaimana kalau kasus – kasus
tersebut dibalik? Dan menimpa orang yang bertangan kanan? Atau bisakah kalian
sabar merasakannya?
Saya tidak bisa berbuat apa- apa dengan perlakuan seperti
itu. Karena pasti tidak ada yang membela. Mau dispesialkan?, emang pantas orang
kidal yang katanya tidak sopan dan aneh diberi perlakuan khusus? Lagi pula rugi
juga kalau membuatnya, karena jumlahnya sedikit.
Sesuatu dibuat untuk memudahkan kepentingan mayoritas kan?
Jadi kaum minoritas mau tidak mau harus mengikutinya. Jadi mendingan nggak usah
ada perhatian kan?! . Mau mencari teman yang sesama kidal pun sulit, jadi saya
memilih bungkam.
Apakah selamanya harus berlangsung seperti ini? Walaupun
tidak ada pilihan, tapi jangan khawatir, keadaan seperti ini membuat orang
kidal selalu beradaptasi. Menemukan solusi, meniru seperti apa yang dilakukan orang
“normal” sehingga tangan kanan terasah agar bisa berfungsi dengan baik. Keadaan
ini memaksa orang kidal untuk menjadi Ambidexter,
yaitu sebutan untuk orang yang bisa menggunakan tangan kiri dan kanannya dengan
baik.
Seumur hidup saya berada disekeliling mayoritas, diantara
puluhan orang tangan kanan dan mampu berbaur dengan mereka. Jadi nggak
semestinya saya menuntut hak dan keadilan, karena saya bisa menanggulanginya.
Kira- kira seperti itulah singkatnya menjadi orang kidal.
Ada senang dan dukanya. Terkadang menjadi pusat perhatian karena pujian,
terkadang juga karena dianggap berperilaku buruk. Melakukan sesuatu yang
sebenarnya mudah, tapi ternyata sulit karena berbeda dari kebanyakan orang.
Untuk penutup, Saya ingin menyampaikan untuk jangan memandang
rendah tangan kiri kalian. Karena tangan kiri sama penting dengan peran tangan
kanan. Gini aja, dapatkah kalian memindahkan tuas gigi dengan tangan kanan
disaat menyetir mobil? Hal itu pasti sulit.
Semua itu ada untuk keseimbangan. Begitu juga dengan
terhadap orang kidal disekitar kalian, jangan lagi ada anggapan buruk yang
memojokan nasibnya dalam kehidupan. Kidal itu pemberian Tuhan, jadi jangan
salahkan kami kalau kita berbeda.
Jangan paksa mereka untuk menjadi seperti yang kalian
inginkan. Terutama bagi guru/orang tua kepada anaknya yang kidal. Jika kalian
tetap memaksa, maka itu sama artinya kalian menghambat mereka untuk tumbuh
menjadi kreatif dan membuatnya takut berekspresi. Bagaimana tidak? Setiap yang
dilakukan pasti bayangi rasa takut. Padahal anak kecil butuh dukungan untuk
mengembangkan bakatnya. Saya hanya tidak ingin kidal junior mengalami perlakuan
yang sama seperti saya.
Selamat hari kidal sedunia, semoga perlakuan mayoritas
kepada yang terlahir sebagai left handed semakin
baik dan positif.
Terima kasih kalian mau menerima kami, mampu memberikan
solusi dan dukungan kepada kami untuk bangga terlahir sebagai kidal.
I may be Left handed, but I’m always
right.
Keep calm, and proud being Left Handed :)
5 komentar:
love it! <3
Dont be so sad men.. Orang2 yg cerdas adalah orang2 yg bs memahami. Kalo orang itu ga bs memahami brarti orang itu gak cerdas. Bukan menghina loh.. Cuek.. Kaya aku.. Walo orang bilang apa.. Ok?
Aku kidal n mrasakan hal di atas.
Same here man.. Left handed represent..
We should unite, brothers/sisters!'
#Proud2BeLeftHanded
Akupun kidal dan merasakan semua itu bahkan lebih parah lagi karna saya hidup diperdesaan, alhamdullilah sekarang aku ikhlas dan terima semua adalah garis tangan allah swt
Posting Komentar