Rabu, 13 Februari 2013

Wawancara dengan pimpinan ranting Aisyiyah



Ini adalah tugas mata kuliah Kemuhammadiyahan gue untuk wawancara secara kelompok pimpinan ranting Muhammadiyah/ Aisyiyah. berikut adalah laporan wawancara kelompok gue:




PROFIL RANTING

Aisyiyah adalah sebuah gerakan perempuan Muhammadiyah yang lahir hampir bersamaan dengan lahirnya organisasi Islam terbesar di Indonesia ini. Dalam kiprahnya hampir satu abad di Indonesia, saat ini ‘Aisyiyah telah memiliki 33 Pimpinan Wilayah “Aisyiyah (setingkat Propinsi), 370 Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (setingkat kabupaten), 2332 Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (setingkat Kecamatan) dan 6924 Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (setingkat Kelurahan).

Ranting Aisyiyah Ngestiharjo Selatan berdiri pada tahun 1983. Beralamat di Sonopakis lor RT 01, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Saat ini Ranting Aisyiyah Ngestiharjo Selatan memiliki 2 orang pimpinan. Salah satunya adalah ibu Djihad Hisyam M. Pd. yang kami wawancara. Jumlah yang menjabat sebagai sekretaris juga 2 orang, yaitu ibu Rubiyati yang beprofesi sebagai guru, dan ibu Istiyanti yang kini bekerja sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta fakultas pertanian.




Ranting ini mempunyai ratusan anggota, namun masih sedikit yang mempunyai kartu anggota resmi. Dalam dinamika perjalanannya, ranting ini belum ada pembentukan kader karena masih sulit untuk merekrut anggotanya.



Inilah Hasil Laporan Wawancara Kami Dengan Ibu Pimpinan Ranting Aisyiyah Ngestiharjo Selatan: 

·           Apakah ada hubungan dengan instansi pemerintah setempat?
Jawaban: Ranting Aisyiyah Ngestiharjo ini memiliki hubungan baik dengan instansi-instansi daerah setempat, seperti hubungan dengan kecamatan, kelurahan, Pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) , serta instansi lainnya.

·           Program rutinnya apa saja bu?
Jawaban: Ada beberapa program rutin kami, yaitu:
1.      Setiap bulan Ramadhan kami menyelenggarakan pasar amal yang dilakukan dengan berkelompok. Pasar amal itu kami adakan di lapangan yang ada di wilayah setempat. Di pasar itu kami menjual barang kebutuhan dan sembako dengan harga yang murah dan disubsidi.
2.      Pengajian akbar setiap setahun sekali di setiap Idul Adha.
3.      Pertemuan rutin berupa pengajian yang setiap bulannya pada tanggal 13. disetiap pertemuan rutin itu setiap anggota mengumpulkan ¼ kilogram beras untuk disumbangkan ke fakir miskin, anak yatim, orang lanjut usia dan janda- janda.

·           Pelaksanaan dari program rutin tersebut seperti apa dan bagaimana proses/ hambatannya?
Jawaban: Program- program tersebut dilakukan untuk membatu masyarakat yang kurang mampu dengan membagikan daging Qurban. Kemudian pada pasar amal disetiap kelompoknya membagikan paket sembako yang disubsidi. Seperti contoh, jika awalnya seharga Rp. 25.000 menjadi Rp. 15.000. Sasaran kegiatan rutin ini adalah janda-janda, anak yatim, dan masyarakat yang kurang mampu.

·           Sumber pendanaan kegiatan- kegiatan tersebut dari mana?
Jawaban: Pasar amal sendiri diberi modal oleh pimpinan ranting Muhammadiyah dan bantuan dari donatur- donatur yang memberikan sumbangannya dan uang tersebut bisa kembali lagi ke ranting, jadi semacam investasi. Sedangkan disetiap pengajian idul Qurban, dari pimpinan ranting sendiri memberikan subsidinya.

·           Seperti apa mekanisme penggalian dananya?
Jawaban: Mekanisme penggalian dana program- program kami yaitu mencari donatur- donatur yang kemudian mereka memberi sumbangan berupa uang maupun pakaian- pakaian yang layak pakai. Untuk anggota, mereka juga menyumbang hal serupa pada pertemuan rutin. Kalau dari pimpinan ranting, kami mengadakan pertemuan- pertemuan untuk memperoleh dana.

·           Motivasi ibu ber-Muhammadiyah dalam Aisyiyah?
Jawaban: “Motivasi ibu ber-Aisyiah untuk mencari ridha Allah SWT saja, karena disini kita tidak ada gaji, dan semua ini adalah pengabdian untuk sesama serta demi umat. Jadi kita bisa banyak beramal lewat Aisyiyah”



·           Apa saja pengalaman menarik dalam ber-Muhammadiyah/ Aisyiyah?
Jawaban: Saya ikut Aisyiyah sejak berdirinya ranting Aisyiyah Ngestiharjo selatan ini, yaitu pada tahun 1983. Saat itu saya masih menjadi anggota. Saya menjalani ini selama bertahun- tahun yang kemudian menjadikan saya sebagai sekretaris dan diangkat lagi menjadi bendahara.

Hingga pada saat musyawarah pemilihan pimpinan ranting lalu, saya terpilih dan dikatakan bahwa poling suara terbanyak tidak harus menjadi ketua, namun pada saat pemilihan ketua baru justru ibu Djihad yang mendapatkan poling suara terbanyak dan ditunjuk menjadi ketua.

Awalnya ibu tidak menyangka untuk menjadi ketua, namun karena sudah kesepakatan bersama sehingga mau tidak mau harus menjadi ketua karena tidak diperbolehkan untuk menolak, walaupun sebenarnya ibu Djihad tidak menginginkan untuk menjadi ketua. Namun ibu menerima saja amanah yang diberi demi keberlangsungan Aisyiyah disini.



Wawancara ini kami laksanakan pada:
Tanggal                      : Sabtu, 5 Januari 2013
Pukul                          : 10:15 WIB – 11: 30 WIB
tempat wawancara    : Bertempat di Kediaman pimpinan ranting Aisyiyah Ngestiharjo Selatan.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons